Belakangan ini, investasi saham semakin diminati masyarakat sebagai salah satu cara membangun kekayaan jangka panjang. Potensi keuntungannya yang tinggi membuat banyak orang tertarik untuk mulai terjun ke dunia pasar modal. Namun, memulai investasi saham bukan sekadar membeli saham lalu berharap mendapat keuntungan. Ada strategi, pemahaman, dan prinsip dasar yang harus dipahami agar setiap investor tidak salah langkah.
Nah, bagi kamu yang baru mulai tertarik dengan saham, artikel ini akan membahas panduan lengkap mengenai cara investasi saham yang mudah dipahami. Kamu juga akan menemukan jawaban atas pertanyaan umum, seperti apakah investasi saham halal? Berikut penjelasannya.
Apa Itu Investasi Saham?
Saham merupakan surat berharga yang menandakan kepemilikan seseorang terhadap sebuah perusahaan. Dengan membeli saham, artinya kamu turut menjadi bagian dari pemilik perusahaan tersebut. Keuntungan investasi saham biasanya berasal dari dua hal, pertama capital gain (selisih harga beli dan jual saham) dan dividen (pembagian laba perusahaan kepada investor).
Namun, karena pasar saham bersifat fluktuatif, penting untuk memahami risiko dan cara mengelolanya agar kamu bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal. Pasar saham fluktuatif karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kondisi ekonomi global, kinerja keuangan perusahaan, perubahan suku bunga, kebijakan pemerintah, hingga perilaku investor yang seringkali dipicu oleh berita atau rumor yang belum diketahui kebenarannya.
Fluktuasi inilah yang membuat investasi saham memiliki risiko. Untuk mengelolanya dengan baik, kamu perlu melakukan diversifikasi portofolio, rutin memantau kinerja saham, berinvestasi dengan strategi jangka panjang, serta tidak mengambil keputusan emosional saat pasar mengalami koreksi.
Apakah Investasi Saham Halal?
Pertanyaan “apakah investasi saham halal?” sering muncul dari kalangan masyarakat yang beragama Muslim. Secara umum, hukum investasi saham bisa halal, tergantung pada beberapa syarat. Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) telah mengeluarkan fatwa yang mengatur tentang investasi saham syariah.
Berikut kriteria agar investasi saham yang kamu lakukan halal.
- Perusahaan yang dibeli sahamnya tidak bergerak di bidang yang haram, seperti perjudian, alkohol, riba, atau pornografi.
- Menghindari transaksi yang dilarang, seperti transaksi yang mengandung unsur riba dan short selling.
- Memantau portofolio secara berkala untuk memastikan bahwa investasi yang dilakukan tetap sesuai dengan prinsip syariah.
Selain itu, saat ini, Bursa Efek Indonesia juga menyediakan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII) sebagai panduan investor yang ingin berinvestasi secara halal. Jadi, jika kamu mengikuti panduan ini, investasi saham yang kamu lakukan halal dan sesuai prinsip syariah.
Bagaimana Cara Investasi Saham bagi Pemula?
Berikut ini adalah beberapa langkah cara investasi saham yang aman dan mudah yang bisa kamu ikuti, mulai dari:
1. Pahami Tujuan Investasi
Tentukan dulu apa tujuan kamu berinvestasi. Apakah untuk dana pensiun, membeli rumah, atau persiapan pendidikan anak? Tujuan ini akan menentukan strategi dan jangka waktu investasi yang tepat bagi kamu.
2. Pelajari Dasar-Dasar Saham
Sebelum terjun ke dunia saham, penting untuk mempelajari dasar-dasar penting, mulai dari belajar analisis fundamental saham, cara kerja saham, dan lain sebagainya. Banyak sumber belajar gratis yang bisa kamu akses, baik dari buku, artikel, podcast, atau Youtube.
3. Buka Rekening Efek
Jika kamu sudah menentukan tujuan investasi dan memahami dasar-dasar saham, selanjutnya untuk bisa membeli saham, kamu harus membuka rekening efek melalui perusahaan sekuritas. Proses pembukaan rekening efek kini biasanya dilakukan secara online, dengan menyiapkan KTP, NPWP, dan rekening bank.
Selain itu, pilihlah sekuritas yang terdaftar di OJK dan BEI demi keamanan transaksi saham yang kamu lakukan.
4. Setor Dana ke RDN
Setelah rekening efek kamu aktif, langkah berikutnya kamu perlu menyetor dana ke rekening dana nasabah atau RDN. RDN adalah rekening yang berfungsi untuk menyimpan dana kamu sebelum digunakan untuk membeli saham, dan juga tempat menampung hasil penjualan saham.
5. Mulai Beli Saham Pertama
Bagi investor pemula, disarankan untuk berinvestasi di saham blue chip atau saham-saham yang tergolong dalam indeks LQ45 atau IDX30 karena cenderung lebih stabil dan memiliki kinerja bisnis yang baik. Selanjutnya, gunakan aplikasi yang disediakan oleh sekuritas untuk mulai membeli saham.
6. Lakukan Diversifikasi
Hindari menaruh seluruh dana investasi di satu jenis saham. Sebaiknya, lakukan diversifikasi, yaitu dengan menyebarkan dana ke beberapa saham dari sektor yang berbeda. Tujuannya adalah agar ketika salah satu saham mengalami penurunan nilai, saham lain yang stabil atau mengalami kenaikan bisa menutup kerugian dari emiten yang mengalami penurunan tersebut.
7. Rutin Evaluasi dan Bersabar
Evaluasi berkala sangat penting untuk mengetahui apakah kinerja saham yang kamu pegang masih sejalan dengan tujuan keuanganmu. Evaluasi ini bisa dilakukan setiap tiga atau enam bulan sekali dengan memeriksa laporan keuangan perusahaan, prospek industrinya, hingga sentimen pasar yang bisa mempengaruhi pergerakan harga.
Namun, selain evaluasi, kesabaran juga menjadi kunci utama dalam berinvestasi saham. Banyak investor pemula tergoda menjual saham saat harga turun karena panik akan mengalami kerugian, atau membeli saat harga tinggi karena tidak ingin ketinggalan momentum saham yang sedang naik.
Kesimpulan
Mempraktikkan cara investasi saham bukanlah sesuatu yang rumit jika kamu meluangkan waktu untuk belajar dan memahami risikonya. Bagi pemula, mulailah dari hal dasar, seperti membuka rekening efek, memilih saham dengan fundamental baik, dan melakukan diversifikasi.
Jika kamu seorang Muslim dan bertanya “apakah investasi saham halal?”, jawabannya bisa halal, asalkan kamu memilih saham yang sesuai dengan prinsip syariah. Gunakan indeks saham seperti ISSI atau JII sebagai acuan agar investasi yang kamu lakukan tetap sesuai keyakinan.
Dan yang terpenting, jangan takut memulai. Belajar pelan-pelan, berinvestasi dengan disiplin, dan biarkan hasil investasi tumbuh seiring berjalannya waktu.