Artikel

Mengetahui Lebih Dekat Saham Syariah dan Keunggulannya

Investasi di pasar modal kini semakin diminati oleh masyarakat Indonesia, termasuk oleh mereka yang ingin berinvestasi sesuai prinsip syariah. Salah satu instrumen yang banyak dibicarakan adalah saham syariah. Instrumen ini dirancang agar memenuhi prinsip-prinsip dalam Islam, sehingga aman dan halal bagi umat Muslim yang ingin berinvestasi.

Namun, tidak sedikit yang masih bingung dan bertanya-tanya mengenai konsep ini, mulai dari apa itu saham syariah, perbedaannya dengan saham konvensional, dan apa saja daftar saham yang masuk kategori syariah.

Apa Itu Saham Syariah?

Saham syariah adalah surat berharga berupa saham yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Secara sederhana, saham ini diterbitkan oleh perusahaan yang menjalankan usaha yang halal, tidak mengandung unsur riba, gharar (ketidakjelasan), maupun maisir (judi).

Di Indonesia, pengawasan saham syariah dilakukan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Perusahaan yang ingin masuk ke kategori saham syariah harus memenuhi beberapa ketentuan, seperti:

  • Tidak bergerak di bidang yang diharamkan (misalnya perjudian, minuman keras, atau riba).
  • Memiliki rasio utang berbasis bunga terhadap total aset tidak melebihi batas yang ditetapkan.
  • Memiliki pendapatan non-halal tidak lebih dari 10% dari total pendapatan.

Dengan adanya aturan tersebut, investor Muslim bisa merasa lebih tenang dalam berinvestasi karena instrumen ini sesuai dengan prinsip syariah.

Baca juga: Bahaya Trading Saham yang Jarang Disadari

Perbedaan Saham Syariah dan Konvensional

Secara konsep, keduanya sama-sama merupakan bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan. Namun, ada perbedaan mendasar dalam hal prinsip dan mekanisme yang harus dipenuhi, di antaranya:

1. Prinsip Usaha

  • Saham Syariah: Hanya diterbitkan oleh perusahaan yang bergerak di sektor halal, seperti industri makanan halal, jasa kesehatan, atau teknologi.
  • Saham Konvensional: Tidak ada batasan sektor usaha. Bisa termasuk industri minuman keras, rokok, bahkan perusahaan yang berbasis riba.

2. Struktur Keuangan

  • Saham Syariah: Harus memiliki rasio utang berbasis bunga di bawah ambang batas tertentu.
  • Saham Konvensional: Tidak ada pembatasan terkait utang berbasis bunga.

3. Keuntungan dan Bagi Hasil

  • Saham Syariah: Keuntungan didasarkan pada prinsip bagi hasil dan tidak mengandung unsur riba.
  • Saham Konvensional: Menggunakan mekanisme konvensional yang bisa saja terkait bunga atau instrumen ribawi.

4. Pengawasan

  • Saham Syariah: Diawasi oleh DSN-MUI dan OJK melalui Daftar Efek Syariah (DES).
  • Saham Konvensional: Hanya diawasi oleh OJK tanpa melibatkan prinsip syariah.

Daftar Saham Syariah di Indonesia

Di Indonesia, ada banyak saham syariah yang terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES). Berikut beberapa contoh daftar saham syariah. Tapi perlu diperhatikan, ini bukan merupakan rekomendasi beli.

1. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

Perusahaan ini membuat produk kebutuhan sehari-hari, seperti sabun, sampo, dan makanan. Karena bergerak di sektor konsumsi halal, UNVR masuk dalam kategori saham syariah. Selain itu, Unilever juga termasuk saham blue chip.

2. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

ICBP merupakan produsen makanan dan minuman terkemuka di Indonesia, termasuk mie instan yang terkenal hingga ke mancanegara. Produk-produk yang dihasilkan memiliki sertifikasi halal, sehingga aman bagi investor syariah. Kinerjanya yang solid juga membuat saham ICBP banyak diminati.

3. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)

TLKM adalah perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Sektor ini dinilai halal karena bergerak di bidang jasa telekomunikasi tanpa melibatkan aktivitas yang dilarang dalam syariah. Selain itu, TLKM memiliki potensi pertumbuhan yang besar karena kebutuhan internet terus meningkat.

4. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

ANTM adalah perusahaan pertambangan yang fokus pada emas, nikel, dan mineral lainnya. Usaha ini termasuk halal karena tidak terkait dengan aktivitas ribawi. Saham ANTM sering dipilih oleh investor yang mencari peluang di sektor pertambangan.

5. PT Vale Indonesia Tbk (INCO)

INCO merupakan perusahaan tambang nikel terbesar di Indonesia. Produk nikel yang dihasilkan digunakan dalam industri baterai dan otomotif listrik. Dengan tren kendaraan listrik yang terus meningkat, INCO menjadi salah satu saham syariah dengan prospek cerah.

Baca juga: Ciri-Ciri Saham Potensial untuk Jangka Panjang

Keuntungan Berinvestasi di Saham Syariah

1. Halal dan Sesuai Prinsip Islam

Investasi dilakukan tanpa unsur riba, gharar, atau maisir, sehingga aman bagi umat Muslim. Hal ini memberikan ketenangan batin karena investasi dilakukan sesuai dengan prinsip agama.

2. Diversifikasi yang Luas

Pilihan saham syariah di Indonesia cukup beragam, mulai dari sektor konsumsi, pertambangan, hingga teknologi. Dengan banyaknya pilihan, investor bisa membentuk portofolio yang seimbang dan dapat mengurangi risiko kerugian di satu sektor.

3. Diawasi oleh OJK dan DSN-MUI

Diawasi oleh tiga lembaga memastikan bahwa saham syariah selalu sesuai dengan prinsip dalam Islam. Kamu sebagai investor tidak perlu repot melakukan verifikasi sendiri karena regulasi ini dijalankan oleh lembaga resmi.

4. Potensi Return yang Kompetitif

Saham syariah tidak kalah menguntungkan dibanding saham konvensional, apalagi jika dipilih dengan strategi yang tepat. Beberapa saham syariah bahkan masuk kategori blue chip yang memiliki prospek stabil dan likuiditas tinggi.

Baca juga: Apa Fungsi Saham pada Perusahaan maupun Investor?

Kesimpulan

Saham syariah adalah solusi bagi kamu yang ingin berinvestasi sesuai prinsip Islam. Dengan mengetahui apa itu saham syariah, memahami perbedaan saham syariah dan konvensional, serta melihat daftar saham syariah, kamu dapat lebih percaya diri dalam mengambil keputusan investasi.

Jika kamu ingin mulai berinvestasi, pastikan selalu memeriksa daftar resmi dari OJK dan memilih perusahaan yang memiliki fundamental baik. Dengan strategi yang tepat, investasi saham syariah bisa menjadi langkah cerdas untuk mencapai tujuan keuangan yang halal dan berkah.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top