Dalam dunia investasi saham, keuntungan tidak hanya datang dari kenaikan harga saham (capital gain). Salah satu keuntungan lain yang sering dicari investor adalah dividen saham. Bagi investor jangka panjang yang mencari pendapatan rutin, dividen bisa menjadi sumber passive income yang sangat menarik.
Tapi, sebenarnya apa itu dividen, bagaimana cara menghitungnya, dan apa yang dimaksud dengan dividen yield? Mari kita bahas secara lengkap.
Apa Itu Dividen?
Sebelum membahas lebih jauh, kita perlu memahami terlebih dahulu apa itu dividen. Dividen merupakan bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham. Ketika sebuah perusahaan mencatat laba bersih, sebagian dari laba tersebut biasanya akan dibagikan kepada investor dalam bentuk dividen, sementara sisanya digunakan untuk ekspansi bisnis, pelunasan utang, atau kebutuhan operasional lainnya.
Dividen bisa dibagikan dalam dua bentuk, yaitu:
- Dividen Tunai: Dividen yang dibayarkan langsung dalam bentuk uang ke rekening investor.
- Dividen Saham: Pembagian dividen dalam bentuk saham tambahan.
Perusahaan yang rutin membagikan dividen umumnya memiliki kondisi keuangan yang stabil, sehingga banyak investor mengincar saham-saham sejenis ini sebagai sumber passive income.
Jika kamu masih baru dalam dunia investasi dan ingin tahu langkah-langkah awal membeli saham, kamu bisa mulai dari memahami cara investasi saham.
Apa Itu Dividen Yield?
Setelah mengetahui pengertian dividen, sekarang kita bahas apa itu dividen yield. Istilah ini mengacu pada rasio yang menunjukkan seberapa besar dividen yang diterima investor dibandingkan dengan harga saham saat ini.
Rumus sederhana untuk menghitung dividen yield adalah:
Dividen Yield (%) = (Dividen per Saham / Harga Saham) x 100%
Misalnya, sebuah perusahaan membagikan dividen sebesar Rp300 per lembar saham, dan harga saham perusahaan tersebut saat ini adalah Rp6.000. Maka, dividen yield-nya adalah:
(300 / 6.000) x 100% = 5%
Artinya, investor akan memperoleh pengembalian sebesar 5% dari harga sahamnya dalam bentuk dividen selama periode tersebut (biasanya per tahun).
Dividen yield penting karena membantu investor menilai seberapa “menguntungkan” sebuah saham dari sisi pembagian dividen. Namun, angka yield yang tinggi belum tentu selalu bagus, karena bisa jadi disebabkan oleh harga saham yang sedang turun tajam akibat masalah kinerja perusahaan.
Cara Menghitung Dividen Saham
Untuk bisa memahami potensi keuntungan dari dividen, kita sebagai investor perlu mengetahui cara menghitung dividen saham. Berikut adalah beberapa elemen penting dalam perhitungan dividen.
1. Dividen per Saham (DPS)
DPS adalah jumlah dividen yang dibayarkan untuk setiap lembar saham yang dimiliki investor. Rumusnya:
Dividen per saham (DPS) dihitung dengan membagi total dividen yang dibagikan oleh perusahaan dengan jumlah saham yang beredar.
Contoh:
Jika perusahaan X mengumumkan akan membagikan total dividen sebesar Rp100 miliar, dan jumlah saham beredarnya adalah 1 miliar lembar, maka DPS-nya adalah:
Rp100 miliar / 1 miliar = Rp100 per saham
2. Total Dividen yang Diterima Investor
Jika kamu memiliki 5.000 lembar saham dari perusahaan tersebut, dan dividen per saham-nya adalah Rp100, maka total dividen yang akan kamu terima adalah:
5.000 x Rp100 = Rp500.000
Pembayaran dividen biasanya dilakukan satu kali setahun, meskipun ada juga perusahaan yang membagikan dividen interim (sementara) dan dividen final secara terpisah.
3. Dividen Payout Ratio
Satu lagi indikator penting adalah dividen payout ratio, yang menunjukkan seberapa besar persentase laba bersih yang dibagikan sebagai dividen.
Dividen Payout Ratio (%) = (Total Dividen / Laba Bersih) x 100%
Semakin tinggi payout ratio, berarti perusahaan membagikan sebagian besar keuntungannya kepada investor. Namun, ini juga bisa berarti perusahaan kurang menyisihkan laba untuk ekspansi atau investasi jangka panjang.
Keuntungan dan Risiko Dividen Saham
Meskipun dividen saham menjadi daya tarik utama bagi banyak investor karena menjanjikan pendapatan pasif yang konsisten, bukan berarti ini bebas dari risiko. Seperti halnya strategi investasi lainnya, pembagian dividen juga memiliki sisi positif dan negatif yang perlu dipahami secara menyeluruh.
Keuntungan
- Sumber Passive Income: Dividen cocok untuk investor yang ingin penghasilan rutin tanpa harus melakukan aktivitas jual beli saham jangka pendek.
- Indikator Stabilitas Perusahaan: Perusahaan yang rutin membagikan dividen umumnya menunjukkan kestabilan laba.
- Perlindungan Saat Harga Saham Turun: Saat harga saham turun, dividen tetap bisa memberikan imbal hasil.
Risiko
- Tidak Menjamin Selalu Bagi Dividen: Perusahaan bisa saja tidak membagikan dividen di tahun tertentu jika kondisi keuangannya memburuk.
- Potensi Pertumbuhan Lebih Rendah: Perusahaan yang membagikan dividen besar-besaran biasanya bukan perusahaan yang sedang melakukan ekspansi bisnis.
- Volatilitas Saham: Harga saham bisa turun setelah tanggal cum dividen karena sebagian investor hanya membeli untuk mengejar dividen (dividend trap).
Tips Memilih Saham Dividen
1. Pilih Perusahaan dengan Riwayat Pembagian Dividen Stabil
Riwayat pembagian dividen yang stabil atau meningkat dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja keuangan yang sehat dan manajemen yang konsisten dalam memberikan keuntungan kepada pemegang saham. Ini menjadi indikator bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba secara berkelanjutan dan memiliki komitmen untuk menjaga kepercayaan investor.
2. Perhatikan Dividen Yield
Dividen yield yang tinggi memang terlihat menarik, namun bisa jadi menyesatkan jika tidak dibandingkan dengan rata-rata di sektornya. Yield yang terlalu tinggi bisa disebabkan oleh harga saham yang jatuh drastis akibat masalah fundamental perusahaan.
Karena itu, penting untuk membandingkan dividen yield sebuah saham dengan saham-saham lain dalam sektor yang sama guna memastikan bahwa yield tersebut mencerminkan imbal hasil yang wajar dan sehat.
3. Cek Payout Rationya
Payout ratio yang terlalu tinggi menunjukkan bahwa sebagian besar laba bersih perusahaan dibagikan sebagai dividen, sehingga menyisakan sedikit ruang untuk ekspansi atau investasi jangka panjang. Idealnya, perusahaan yang sehat akan menyeimbangkan antara pembagian dividen dan reinvestasi untuk pertumbuhan bisnis.
Kita sebagai investor perlu mengamati payout ratio agar tidak hanya tergiur oleh dividen besar, tapi juga mempertimbangkan potensi pertumbuhan perusahaan ke depan.
4. Memeriksa Laporan Keuangannya
Dividen hanya dapat dibagikan jika perusahaan memiliki laba dan arus kas yang cukup. Karena itu, memeriksa laporan keuangan secara berkala sangat penting untuk menilai apakah dividen yang dibagikan bersifat berkelanjutan atau hanya sesaat.
Untuk bisa menganalisis laporan keuangan dan kondisi bisnis secara menyeluruh, kamu perlu belajar menganalisis kinerja saham dari sisi fundamental.
Penutup
Dividen saham adalah salah satu cara untuk mendapatkan keuntungan dari investasi saham selain capital gain. Dengan memahami apa itu dividen, apa itu dividen yield, dan cara menghitung dividen saham, investor bisa mengambil keputusan yang lebih bijak dalam memilih saham yang sesuai dengan tujuan keuangannya.
Bagi kamu yang tertarik membangun portofolio dengan fokus pada dividen, pastikan untuk memilih perusahaan yang sehat secara fundamental, memiliki arus kas positif, dan memiliki rekam jejak dividen yang baik. Pasalnya, saham-saham dividen sangat cocok diterapkan dalam strategi investasi jangka panjang yang konsisten, terutama bagi investor yang mencari kestabilan dan pendapatan rutin dari waktu ke waktu.